Skip to main content

Work Life Balance

 Work life balance, satu istilah yang sedang tenar zaman sekarang ini. Mengapa begitu? Mari kita bahas lebih lanjut. 


Sejak terjadinya pandemi di seluruh dunia, kegiatan di seluruh dunia khusus nya Indonesia terkena dampaknya. Dari mulai kegiatan pekerjaan, pendidikan, dll. Mulai dilaksanakan nya sistem WFH (Work From Home) dan Online School. Karena itulah, mulai terjadinya ketidakseimbangan dalam bekerja ataupun melakukan suatu rutinitas yang membuat manusia stress. Nah disini, saya ingin membagi cara untuk memaintain itu semua. Cara untuk memaintain itu semua yaitu dengan menerapkan "Work Life Balance".

Apa sih work life balance itu?


"Work Life Balance" adalah suatu kondisi  di mana seorang pekerja bisa mengatur waktu yang baik (seimbang) antara pekerjaan di tempat kerja dengan kebutuhan pribadi, rekreasi, dan kehidupan berkeluarga. Sesuai dengan arti kata nya sendiri, work berarti kerja atau bekerja, life artinya kehidupan, dan balance artinya keseimbangan. Jadi pengertian simplenya adalah adanya keseimbangan dalam kehidupan dan bekerja. 


Manfaat 

"Work Life Balance" memiliki beberapa manfaat, antara lain :
  •  Dapat semakin produktif
Ya, jelas. Jika kita menerapkan sistem ini, secara tidak langsung sistem kerja akan jauh lebih teratur dan lebih tertata. Work life balance akan memaksa kita untuk bekerja sewajarnya orang kerja yakni 8 jam sehari. Dengan begitu, hidup kita tidak melulu soal kerja dan badan kita akan jauh lebih sehat. Sebab jika kita bekerja melebihi kapasitas alias lembur secara terus menerus, itu tidak baik untuk kesehatan kita baik secara mental maupun non mental. 

  •  Lebih bahagia
Ya, jelas.  Sistem tersebut akan membuat kita jauh lebih bahagia dalam menjalani hidup. Sedikit contohnya adalah ketika kita mendapatkan hak cuti dan cuti sakit kita dapat digunakan sebagaimana mestinya. Maksudnya adalah, ketika sedang cuti.. kita bisa cuti dengan tenang tanpa diganggu kerjaan sedikitpun, dan begitu juga ketika sakit. Sebab, jika setidaknya sudah bisa mendapatkan 2 hal diatas, menurut saya.. anda akan sedikit lebih bahagia dalam menjalani hidup dan dapat terciptanya "Work Life Balance" .

  • Kesehatan mental terjaga
Ya memang, benefit ini sangat erat kaitannya dengan "Work Life Balance". Mungkin, banyak orang yang menyambungkan hal ini dengan kesehatan mental. Memang benar adanya, ketika seseorang mengalami masalah pada kesehatan mental nya, pasti kehidupan dalam pekerjaannya cenderung tidak baik. Tidak baik disini, misal seseorang bisa bekerja overtime setiap hari dengan task pekerjaan yang cenderung tidak seperti manusia pada normalnya. Sebab, orang yang sering mengalami lelah yang luar biasa setiap hari, kesehatan mentalnya akan terganggu serta kehidupan pribadi si penderita pun akan ikut terganggu. Maka dari itu, dengan adanya "Work Life Balance", akan membantu menekan semua pekerjaan seseorang agar bisa berjalan seimbang dengan kehidupan seseorang yang lainnya. Sebagai contoh, misal seseorang punya waktu 8 jam bekerja saat WFH/WFO, ia akan menyisihkan waktu 1 jam untuk beristirahat sejenak dari pekerjaannya. Setidaknya, hidupnya tidak melulu untuk bekerja. 

Faktor

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi "Work Life Balance" pada seseorang, yaitu :

  • Karakteristik pekerjaan
Biasanya, pada konteks ini sangat mempengaruhi tingkat "Work Life Balance" seseorang ketika ia memiliki masalah pada pekerjaannya. Karakteristik ini meliputi pola kerja, beban kerja dan jumlah waktu yang digunakan untuk bekerja dapat memicu adanya konflik. Mengapa demikian? Jika kita memiliki pola kerja yang bisa dibilang "buruk" (misal, overtime setiap hari tanpa ada spare waktu untuk istirahat), mood kita akan menjadi terganggu dan akan menimbulkan konflik di kemudian hari yang berdampak kepada orang-orang di sekitar kita baik di lingkungan pekerjaan ataupun lingkungan terdekat kita (keluarga, dan sahabat). Beban kerja yang berlebih juga akan memicu konflik di kemudian hari. Hanya saja, konflik disini lebih kepada konflik internal (konflik ke diri sendiri yaitu terganggunya kesehatan mental seseorang yang memungkinkan adanya depresi di kemudian hari di karenakan terlalu banyak nya beban kerja yang ia kerjakan sehari- hari).
  • Karakteristik keluarga
Terkadang, latar belakang keluarga yang berbeda setiap individu juga dapat mempengaruhi bagaimana keseimbangan hidup seseorang tersebut. Biasanya, faktor-faktor seperti ada atau tidaknya konflik bisa memberikan dampak terhadap karir seseorang. Jika di dalam keluarga,  seseorang memiliki banyak masalah atau at least, ada suatu masalah yang sangat mengganggu pikirannya, secara otomatis.. "Work Life Balance" orang tersebut akan terganggu. Mengapa begitu? Jika seseorang memiliki masalah, pikiran dia secara tidak langsung akan terbagi dan terfokus kepada hal itu juga, yang tanpa dia sadari juga, sebenarnya ia juga harus fokus kepada pekerjaannya. Ketika seseorang tidak bisa membagi pikiran tersebut secara seimbang, sangat besar kemungkinan akan ada yang ia korbankan di kemudian hari. Memang, sangat tidak mudah untuk membagi pikiran secara seimbang antara masalah dengan pekerjaan. Menurut saya, sebaik-baiknya karir seseorang, pasti ada masa orang tersebut memiliki banyak masalah dan dalam keadaan terpuruk. Semua orang sukses, pasti pernah mengalami masalah atau masih mengalami masalah. Jadi, mari kita terus coba untuk selalu menyeimbangkan pikiran kita antara masalah dan pekerjaan!
  • Karakteristik kepribadian
Individu yang sedari kecil sudah memiliki kehidupan yang baik, cenderung memiliki work-life balance dengan mudah. Seseorang dengan semangat kerja tinggi akan lebih memberikan dampak positif dibandingkan dengan mereka yang merasa rendah diri dan selalu melihat dirinya tidak mampu.


Cara mewujudkan Work-Life-Balance

  • Kerja cerdas dan produktif
Bekerja cerdas pada dasarnya adalah untuk mencari tahu apa kekuatan dan kelemahanmu. Dengan bekerja cerdas, seseorang akan bisa lebih produktif dalam bekerja dan meningkatkan kehidupan personalnya.
  • Tentukan prioritas
Hal ini sangat dibutuhkan bagi orang yang memiliki manajemen waktu yang tergolong buruk. Karena biasanya, orang dengan manajemen waktu yang buruk akan cenderung memiliki "Work Life Balance" yang buruk. Mengapa begitu? sebab, ia tidak tau mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu, sehingga terkadang ia akan memilih untuk mengerjakan nya secara bersamaan. Tentu, pada akhirnya hal itu akan menjadi boomerang bagi orang tersebut sebab at the end, orang tersebut akan merasakan stress dikarenakan kerjaannya tidak kunjung selesai. Maka dari itu, dibutuhkan cara ini.
  • Keep contact dengan orang-orang terdekat
Hal ini akan membantu anda agar tidak memikirkan kerja melulu. Pikiran kamu tidak soal kerjaan saja. Orang-orang terdekat kamu dapat menghiburmu disaat kamu sedang penat dalam pekerjaan. Ia juga bisa memberikan dampak positif bagi dirimu.
  • Kurangi sikap perfeksionis
Sikap perfeksionis memang dibutuhkan. Hanya saja, jika dilakukan terus menerus, kamu akan merasakan stress dikarenakan kerjaan yang kamu kerjakan belum sempurna dan memenuhi ekspektasi orang lain. Jika sudah stress, "work life balance" seseorang pasti akan terganggu seperti mungkin akan terjadi nya penurunan kualitas kerja seseorang, dll.
  • Sediakan waktu untuk "Me Time"

Ya, mungkin itu saja paparan saya mengenai "Work Life Balance". Happy reading semua! Semua paparan diatas, merupakan gabungan dari artikel yang saya baca dan pengalaman saya. Terima kasih ~


“Never get so busy making a living that you forget to make a life.” (Dolly Parton)

Jangan terlalu sibuk mencari kehidupan sampai-sampai kamu lupa untuk membuat kehidupan.


Referensi :


Comments

Popular posts from this blog

Sejarah Ngocol Community

Gue disini mau cerita tentang awal mula terbentuknya Ngocol Community *eaaaaaaaa Jadi gini seinget gue..... Dahulu kala,pas gue les di Primagama Mampang ya (awal smt 1)... gue awalnya mungkin ga punya temen deket banget. Alhasil,setiap les ya gue belajar bener-bener *asiikkkk* (gue lupa sebenernya kalo gue beneran belajar apa kaga) wkwk. Oiya saat itu gue duduk di kelas 8 SMP dan temen pertama gue itu Sucita dan Sarah *maybe* (karena saat itu belom ada Alfrida) wkwk. Tapi selama semester 1 itu,gue ngerasa yaa gimana ya??? Mungkin terlihat lebih suka belajar ketimbang ngobrol,hahahah. Ngobrol sih ngobrol,tapi ngobrolnya ada waktunya.. wkwk kalo belajar ya belajar,kalo free ya free :D ngerti ga? Kalo gangerti gapapa koookkk *hikksss* Nahhhh........ seiring berjalannya waktu,akhirnya masa semester 1 pun berakhir. Dan pas masuk semester 2 di les dan di kelas yang sama,kelas gue punya anak baru. Tuh anak baru namanya Alfrida R. Awalnya dia ini dikenalin duluan ke Sucita sama kaka tento

MAUNG

Pada awalnya.... Well, pada awalnya kita ber6 belum sedekat sekarang. Kita ber6 dipertemukan di 2KA01. Jujur, waktu pertama kali gua masuk di 2KA01.. Gua gatau harus main sama siapa, dan terjadi berbagai kejadian di hubungan pertemanan gua. Saking bingungnya ya, dulu tiap ada jam kosong di kelas, pasti gua memilih untuk pulang kalo bener-bener ga ada yang ngajak main :” Padahal masih ada jam loh abis itu,wkwkwk tp gua malah pulang.. kan kocak ya -.- Gua begitu karena selalu merasa sendirian gitu dikelas dan gua tipe orang yang gabisa jbjb gitu ke orang,wkwkwk saking merasa ga ada temen, gua selalu duduk di depan dong... wkwkwkwkw Tapi alhamdulillah nya, gua tiba-tiba diajak kenalan sama satu orang cewe, namanya Nurul Ghina Qonita. Dia biasa dipanggil Ghina.. Nah ini anak salah satu temen pertama gua yang ngajak gua kenalan duluan. Waktu awalnya, gua juga ga trlalu deket sama nih anak.. jujur loh ini,wkwk perlu proses panjang buat gua mengenal dia sampe akhirnya gua bisa sedeket